Kenapa Tuhan Membunuh Akal Manusia?

Standar

Sepertinya ada dua pilihan ekstrem bagi manusia. Mempercayai akalnya atau mempercayai Tuhan. Jika manusia mempercayai Tuhan maka dia harus menolak akalnya. Jika manusia mempercayai akalnya maka manusia harus menolak Tuhan.
Dua hal ini, Tuhan dan akal, tidak bisa tinggal satu rumah dalam diri manusia.
Manusia yang mempercayai Tuhan, meskipun mereka mengaku berpikir, tapi pikirannya adalah kata lain dari perasaan. Dengan kata lain adalah rasionalisasi untuk pembenaran. Untuk membela perasaannya. Agar perasaannya tentang Tuhan tampak masuk akal.
Akal, jika dia benar-benar hidup dan berfungsi, bukanlah untuk mempercayai. Tapi adalah untuk mempertanyakan segala sesuatu. Yang mempercayai adalah pekerjaan hati, pekerjaan perasaan. Itu sebabnya perasaan tidak bisa dibiarkan melajur sendiri. Karena perasaan seperti kuda liar tanpa kompas. Tapi akal, bagaikan mahkota kejayaan manusia. Melebihi prestasi segala mahkluk. Karena akallah adanya kebudayaan. Tumbuh-tumbuhan dan hewan tidak pernah memliki kebudayaan. Belum pernah sejarah mencatat ada satu Universitas pun didirikan oleh spesies hewan yang paling cerdas sekali pun.
Akal, adalah mata air kecemerlangan. Gudang inspirasi sepanjang zaman. Karena akal, manusia merubah wajah kehidupan. Karena akal manusia sampai ke bulan. Karena akal manusia mengerti apa artinya kebaikan. Karena akal manusia mengerti apa artinya persaudaraan antar sesama manusia dan lingkungan hidupnya.
Tapi ketika manusia sudah keracunan akan kepercyaan pada Tuhan, maka akal menjadi tidur dan mati. Hingga konflik dan pertengkaran atas nama Tuhan menjadi halal. Hingga darah dan nyawa manusia menjadi kehilangan arti. Demi Tuhan yang tak pernah jelas dan real dalam kenyataan.

Satu tanggapan

  1. kalau menurut aku justru akal yang sehat itu akal yang mempercayai adanya Tuhan, contoh orang2 jaman pra sejarah karena mereka berakal maka mereka percaya akan adanya dzat yang lebih kuat drpd manusia, karena timbul pertanyaan pada mereka mengapa manusia mati, mengapa manusia sakit mengapa ada malam dsbnya, hal itulah yg membuat mereka menyembah roh nenek moyang yg mrk anggap sbg Tuhan, sehingga lahirlah Animisme dan Dinamisme.

  2. Quote: “Akal, adalah mata air kecemerlangan. Gudang inspirasi sepanjang zaman. Karena akal, manusia merubah wajah kehidupan. Karena akal manusia sampai ke bulan. Karena akal manusia mengerti apa artinya kebaikan. Karena akal manusia mengerti apa artinya persaudaraan antar sesama manusia dan lingkungan hidupnya.
    Tapi ketika manusia sudah keracunan akan kepercyaan pada Tuhan, maka akal menjadi tidur dan mati. Hingga konflik dan pertengkaran atas nama Tuhan menjadi halal. Hingga darah dan nyawa manusia menjadi kehilangan arti. Demi Tuhan yang tak pernah jelas dan real dalam kenyataan”.

    Sepanjang akal digunakan kepada keilmuan dan untuk kesejahteraan kemanusiaan, maka itu sesuai dengan perintah dan ajaran Tuhan. Akan tetapi manakala akal digunakan untuk membuat bom dan senjata dan digunakan untuk menjajah dan menjarah bangsa lain dan hasil akal itu digunakan untuk menista umat manusia lainnya maka itu bertentangan dengan Perintah Tuhan, karena perbuatan aniaya dan berbuat tidak adil itu adalah dorongan hawa nafsu keserakahan dan dorongan godaan syaithan.

    Dalam ajaran Islam khususnya, bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang beramal bagi kemanfaatan sebesar-besar manfaat bagi umat manusia. Ini Jelas, tidak ada pertentangan Akal dan Ketuhanan, atau ajaran Ketuhanan, melalui Kitab2NYa dan ajaran para Rasul2Nya.

    Karena itu Tuhan telah memberikan Petunjuk2nya melalui ajaran Rasul2Nya, Nabi2Nya, Kitab2Nya. Itulah ajaran hakiki dari Kebenaran Tuhan. Tidak ada pemaksaan dalam agama.
    Namun terkadang ada sebagian manusia yang memaksakan agamanya melalui berbagai cara yang tidak etis sehingga menyinggung perasaan agama lainnya sebagai kelaziman rasa sensitifnya kemanusiaan saja, mulai dari merongrong, menggoda, menculasi, merusak akhlak dan budaya, memprovokasi, menfitnah, menjerumuskan, mempolitisasi dan sampai kepada penjajahan, pendudukan dan peperangan. [Sya pikir dalam hal seperti itu, bukan saja rasa keagamaan, atau alasan apapun lazimnya akan terjadi konflik]
    Saya inginkan marilah kita bersaudara dan bersatu atas nama Tuhan, bukan bertengkar dan terpecah belah dengan nama atau atas nama Tuhan.
    Mungkin ada segolongan yang sangat fanatik dengan aliran atau kemadzhaban atau atas nama kebenaran hukum atau agama yang manipulatif dan provokatif menista agama, aliran atau madzhab lainnya dengan cara2 yang tidak komunikatif bahkan dengan kekerasan. Hal ini seyogianya kita ajak kembali kepada ajaran pokok dari masing2 Ketuhanan dan Kitab2 yang dianutnya dan berdialog secara adil dan beradab. Sebab kemungkaran sekecil apapun dan atas nama apapun atau dalih apapun akan dibalas oleh Tuhan diakhirat nanti dengan seadil-adilnya. Insya Allah… Semoga kita menemukan jalan yang lurus Jalan Kebenaran yang diridhai dan bukan Jalan yang sesat dan dimurkai. Amin.

  3. Ya Benar, saya setuju in prinsip, bhw dengan adanya ciptaanNya, baik yang wujud dan maujud serta fiskal dan non fisikal, alam fikiran, formulasi dari kemampuan akal, adanya hidup dan juga mati, dan bagi yang beriman percaya dan yakin adanya akhirat, syurga dan neraka dan alam2 lainnya yang ghaib dan makhluk2 lainnya yang juga ghaib. Memang itu bukti adanya Tuhan.
    Untuk itu Tuhan memberikan petunjuk melalui Rasul2nya dan Kitab2nya serta hukum2nya, agar manusia hidup dan kembali kepadaNya dengan baik dan sejahtera dalam mengelola kehidupannya dan dunia serta kemasyarakatannya. Terimakasih

  4. Quote: “Sepertinya ada dua pilihan ekstrem bagi manusia. Mempercayai akalnya atau mempercayai Tuhan. Jika manusia mempercayai Tuhan maka dia harus menolak akalnya. Jika manusia mempercayai akalnya maka manusia harus menolak Tuhan.
    Dua hal ini, Tuhan dan akal, tidak bisa tinggal satu rumah dalam diri manusia.”

    Menurut saya, kiranya ungkapan diatas perlu direnungkan lagi. Sebab percaya kepada Tuhan dan adanya Tuhan {Allah SWT] adalah sangat masuk akal. Dan Al Qur’an jelas mengajarkan agar menggunakan AKAL, agar menuntut Ilmu, Pengetahuan, Membaca, Menalar dan Menganalisa. Karena akal manusia dapat merumuskan yang bersifat abstrak, selain menganalisa unsur2 yang wujud. Dalam hal menentukan kebenaran dan menentukan keadilan, Allah memeberikan gambaran dalam Qur’an, bahwa manusia senantiasa cenderung berbuat dzalim dan sangat dipengaruhi hawa nafsu, vested dan cenderung berbuat tidak adil. Karena itu untuk hal2 yang sangat mendasar Allah memberikan ketentuan2 agar menjadi pegangan dan dijadikan hukum untuk keadilan bagi kepentingan manusia. Antara lain, berkeluarga, nikah, warisan, qishash, hukuman zina, aturan perang [jika terjadi perang], riba [rentenir, bunga/ cara2 culas, mengurangi/ menculasi timbangan, mengurangi/ menculasi kwalitas dll], gharar [spekulatif/ bisnis non riil] , maisir [judi] dan lain2. Hukum2 tersebut bila dibuat manusia]. Banyak permasalahan yang diungkapkan dalam Al Qur’an sebagai tuntunan dan konsepsi hidup manusia yang menghendaki keterpliharaan dirinya, keluarga dan masyarakatnya. Semoga dapat diterima
    Jadi upaya manusia harus maksimal, namun pada titik dimana manusia belum dapat mengungkapkan secara aqliyah dand bisa jadi sangat besar madharatnya, maka Allah memberikan peraturannya, agar dapat berbuat adil dan memberikan ketenteraman dan kesejahteraan bagi semuanya serta alam semesta.

  5. BUKANKAH ITU SEMUA BUKTI ADANYA TUHAN…… ADANYA SEMUA YANG ADA DI JAGAD RAYA INI BUKTI ADANYA TUHAN!!!!!!!!